Perlakuan Untuk Anak Kembar

Sekalipun secara fisik mereka nyaris sama, anak kembar tetaplah merupakan individu-individu berbeda seperti anak lain pada umumnya. Hanya saja mereka memiliki beberapa keunikan. Bagaimana pola asuh yang paling pas untuk mendidik si kembar?

Perlakukan sebagai individu berbeda
Dalam bukunya Raising Twins, Dr.Eileen Pearlman menegaskan bahwa hubungan yang sehat antar anak kembar adalah relasi yang seimbang antara kompetisi dan kerja sama. Kompetisi memungkinkan si kembar mencapai posisi optimal. Kekalahan dan kemenangan yang mereka alami justru membantu mereka melihat kehidupan secara realistis.

Menurutnya, tidak menyamaratakan si kembar dalam segala hal seyogyanya sudah dilakukan sejak bayi. Membiarkan si bayi kembar melakukan kegiatan sendiri-sendiri malah memacu mereka tumbuh mandiri. Akan tetapi, ada hal-hal tertentu yang perlu dilakukan bersamaan oleh mereka, seperti tidur bersamaan, memberi makan bersamaan, dan sebaginya.

Perlakukan secara adil
Adil di sini berarti perlakukan mereka sesuai kebutuhan. Contohnya, kalau ibu memakaikan pada anak yang satu sambil bernyanyi dan mengajaknya ngobrol, pastikan juga anak yang lain mendapat stimulasi sesuai kebutuhannya. Begitu juga kalau saat menidurkan anak yang satu, ayah membacakan cerita, anak lain pun sebaiknya mendapat perlakuan serupa.

Tak perlu merasa khawatir bila si kembar tidak memiliki kemampuan yang sama atau minimal seimbang. Toh mereka tidak melulu harus selalu sama dalam segala hal.

Tumbuhsumburkan rasa sayang
Perlakuan istimewa terhadap salah satu anak kembar bisa memicu hubungan tidak harmonis di antara mereka. Muncul perasaan didiskriminasikan, dinomorduakan, tidak diperhatikan, yang ujung-ujungnya mengkristal sebagai rasa jengkel/sebal kepada kembarannya. Akhirnya mereka berdua tumbuh sebagai dua orang yang kebetulan memiliki banyak persamaan, tapi saling menganggap kembarannya sebagai “musuh bebuyutan” atau saingan terberat.

Karenanya, sejak awal ajari mereka untuk mengembangkan rasa sayang, bahan hanya pada saudara kembarnya tapi juga saudara lainnya. Tanamkan kepada si kembar bahwa selain kembarannya, ia punya saudara lain yang juga harus dicintai, disayangi, dan mereka perlu kompak satu sama lain seperti halnya dirinya dengan kembarannya.

Caranya? Libatkan saudara lain si kembar yang berperan sebagai kakak dalam aneka aktivitas perawatan/pengasuhan si kembar. Atau sebaliknya, libatkan si kembar yang berperan sebagai kakak dalam aktivitas orangtua mengurus si adik.

Bangunlah suasana kebersamaan, baik antara si kembar dengan kembarannya, maupun si kembar dengan saudara lainnya. Misalnya bekerja sama dalam mengerjakan tugas rumah tangga, bermain bersama. Disamping sikap orangtua yang humoris, hangat terhadap anak-anak.

 

 

Sumber: http://bundazone.com/perkembangan-sosial/perlakuan-untuk-anak-kembar/client/mobile/

Diakses pada tanggal 27 Desember 2011 pukul 14.23 WIB

Si Kembar Beda Kelas? Bisa Berdampak Negatif!

Si Kembar Beda Kelas? Bisa Berdampak Negatif Lho

Sepasang anak kembar yang tidak ditempatkan dalam satu kelas selama mengikuti pendidikan memiliki dampak negatif, berupa penurunan prestasi masing-masing individu ketimbang saat mereka ditempatkan dalam satu kelas. Demikian kesimpulan penelitian yang diterbitkan Journal of Epimology and Community Health, baru-baru ini.

Disebutkan pula dalam jurnal tersebut, memisahkan individu kembar ketika memasuki usia sekolah bukanlah ide yang bagus. “Penempatan kelas untuk si kembar harusnya berdasar pada kebutuhan keluarga si kembar, dengan disertai konsultasi bersama guru, orang tua dan si kembar sendiri,” tutur Tinca Polderman, peneliti asal Universitas Amsterdam, Belanda seperti dilansir Reuters, Kamis (17/12).Meski begitu, para peneliti rupanya mengalami dilema, mengingat kelahiran kembar semakin tinggi setiap tahunnya.

Sejauh ini, tiga riset terakhir menunjukan, pemisahan kembar saat mengenyam pendidikan berefek negatif terhadap perkembangan psikologis masing-masing individu dan akhirnya mengarah pada depresi dan rasa gelisah berlebih.

Guna menyakinkan apa yang telah ditemukan dalam riset sebelumnya, peneliti segera menjaring 839 kembar identik dan 1.164 kembar non identik dengan rentang usia 3 hingga 12 tahun.

Dari keseluruhan kembar yang terjaring dalam penelitian tercatat 72% kembar ditempatkan dalam satu kelas, 19% berada pada kelas pararel (tergantung studi yang diambil), 9% kembar satu kelas dari beberapa studi yang diambil dan 16% kembar mengalami perpindahan pola belajar yang semula sekelas menjadi kelas pararel.

Hasilnya, dengan mengacu pada status ekonomis orang tua, peneliti menemukan fakta bahwa si kembar yang hidup dalam keluarga pra sejahtera cenderung mengalami prilaku agresif ketika dipisahkan. Namun, peneliti tidak menemukan masalah pada kembar yang berusia 12 tahun (kelas 8 SD).

Hasil itu tidak memuaskan Polderman dkk, terlebih riset mengacu pada status sosial ekonomi orang tua si kembar.

Meski begitu, peneliti menambahkan, tidak ada alasan untuk memisahkan selama si kembar sedang menginjakan kaki di pendidikan dasar yang berbasis peminatan studi.

“Pilihan untuk memisahkan si kembar harus diputuskan guru, orang tua, dan si kembar, dengan berdasar pada karakteristik si kembar,” tulis peneliti.

Redaktur: cr2/rin

5 Mitos Unik Tentang Anak Kembar

Rasa senang ketika tahu akan mendapatkan bayi kembar biasanya diiringi mitos-mitos menyesatkan dari sekitar. Jangan panik. Anda justru harus tenang dan mencari tahu sekaligus mengerti penjelasannya.

1. Mana kakak, mana adik?

Fakta: Mitos lokal yang mengatakan, bayi kembar yang lahir (keluar dari rahim) lebih dulu adalah adiknya, bukan kakak. Alasannya, karena si kakak “membantu” adiknya untuk keluar. Padahal, dunia kedokteran sepakat menyatakan, bayi yang lahir lebih dulu (berdasarkan tanggal dan waktu) adalah kakak, berikutnya baru adik.

2. Si baik vs si jahat

Fakta: Dalam mitologi lama, si kembar selalu digambarkan sebagai si baik dan si jahat, atau pemimpin (biasanya yang lebih tua) dan pengikut. Katanya, ini terjadi karena salah satu dari mereka jenuh selalu dikait-kaitkan hingga ingin lebih unggul dari kembarannya, serta ingin mendapatkan perhatian lebih dari orangtua dan orang di sekitarnya.

Padahal, tidak pernah ada bukti ilmiah yang menunjukkan kalau kepribadian kembar sebagai bentuk jenis persaingan. Yang biasanya terjadi, anak kembar justru memiliki kepribadian dan talenta yang unik serta selalu ingin saling melengkapi. Misalnya, yang satu pintar di bidang akademik, yang lain lebih jago di olahraga.

3. Anak kembar tidak boleh satu sekolah karena bisa mengganggu prestasinya

Fakta: Ada beberapa sekolah yang menerapkan peraturan standar bahwa anak kembar tidak boleh ditempatkan di kelas yang sama. Alasannya, agar anak dapat mengembangkan identitas independen mereka dan tidak tergantung kembarannya. Malah, alasan lainnya lebih konyol, yaitu menjauhkan dari kemungkinan keduanya akan gagal jika berada di kelas atau sekolah yang sama.

Beberapa ahli justru menyarankan anak kembar untuk selalu bersama agar karakter, emosi, dan pertumbuhannya dapat berkembang lebih baik. Jika pemisahan dilakukan, maka hal itu malah dapat merusak pengalaman pendidikan mereka. Dari sisi psikologis, setiap anak kembar biasanya merasa nyaman berada di dekat kembarannya. Ketika salah satu dari mereka menghadapi masalah (pelajaran atau pertemanan), tentunya mereka akan lebih mudah untuk saling mendukung.

Yang jelas, orangtua yang memiliki anak kembar harus mempertimbangkan dan mengevaluasi pemilihan sekolah yang bisa memajukan kemampuan tiap-tiap anak, termasuk dinamika hubungan dan individu gaya belajar anak. Caranya, kenali kebutuhan dan kepribadian anak kembar Anda, juga hubungan mereka berdua. Selanjutnya, ajak mereka berdiskusi mengenai pilihan sekolahnya. Apakah ingin sekolah di tempat yang sama atau yang berbeda?

4. Jika salah satu anak kembar sakit, saudara kembarnya pasti sakit juga

Fakta: Inti dari mitos ini adalah anak kembar mempunyai kemampuan telepati. Contoh lainnya adalah jika yang satu tidak bisa menyelesaikan perkataannya, yang lainnya akan mampu membaca pikiran kembarannya dan menyelesaikan perkataannya. Ini terjadi karena anak kembar memiliki “bahasa kode” yang tidak dimengerti orang luar selain mereka sendiri atau idioglossia. Kemampuan ini timbul karena kedekatan emosional mereka sudah dimulai sejak sembilan bulan berada di rahim yang sama, yang begitu lahir dan tumbuh pun mereka selalu bersama.

Akan tetapi, hal yang hampir serupa juga bisa terjadi pada suami-istri, saudara dekat, teman baik (yang memiliki kesamaan genetik ekstrem).

5. Hanya anak kembar yang bisa memiliki keturunan kembar

Fakta: Kehamilan kembar memang sangat mungkin terjadi pada pasangan yang memiliki keturunan kembar. Namun, pada era ilmu kedokteran yang sudah semakin maju, sudah tersedia obat pemicu tumbuh-kembang sel telur (biasanya yang memiliki masalah fungsi indung telur/ovarium).

Pada kasus ini terjadi pematangan dan pelepasan sel telur lebih dari satu yang kemudian dibuahi lebih dari satu sel sperma juga, hingga kehamilan kembar itu terjadi. Pembuahan dapat terjadi secara alami di dalam saluran telur atau di laboratorium pada kasus bayi tabung.

(Tabloid Nova/Ester Sondang)

Sumber: http://www.beritaunik.net/unik-aneh/5-mitos-unik-tentang-anak-kembar.html

Diakses pada tanggal 16 Desember 2011 pukul 20.53 WIB

Bagaimana Anak Kembar Bisa Tejadi? (Tinjauan Ilmiah)

Kembar Monozygotik (Identik)

Kembar identik yang disebut juga sebagai kembar Monozygotik, yaitu kembar yang berasal dari satu telur. Mempunyai gen yang sama, jenis kelamin yang sama, dan muka yang serupa.

168119 173008352737776 100000858389175 341422 5753718 n Bagaimana Anak Kembar Bisa Terjadi?

Proses terjadinya kembar identik yaitu karena pada masa pembuahan sebuah sel telur matang di buahi oleh sebuah sperma yang membantuk zygote, kemudian zygote ini akan membelah.

Jika pembelahan zygote ini terjadi saat awal pembuahan (1-3 hari setelah pembuahan) maka setiap embrio biasanya akan memiliki kantong ketuban yang berbeda, dan satu plasenta.

Tetapi bila pembelahan terjadi setelah 14 hari maka kemungkinan kembar akan terjadi join / menempel bersama pada bagian dari tubuhnya atau pembelahan yang tidak sempurna yang disebut sebagai kembar siam lebih tinggi.

Jadi kembar siam terjadi pada kembar monozygot. Dengan pemeriksaan USG (utrasonografi) dokter akan dapat menilai keadaan dari janin, jenis kelamin, kelainan maupun posisi, dll.

Kembar Dizygotik

Kembar fraternal yang disebut juga sebagai kembar dizygotik, yaitu kembar yang berasal dari dua telur. Mereka biasanya tidak terlalu mirip atau seperti kakak adik saja.

165753 173008399404438 100000858389175 341423 6721394 n Bagaimana Anak Kembar Bisa Terjadi?

Tidak selalu memiliki jenis kelamin yang sama dimana : 1/2 bagian dari kembar fraternal adalah anak laki – anak perempuan; 1/4 bagian adalah anak laki – anak laki dan ; 1/4 bagian lagi anak perempuan – anak perempuan.

Proses terjadinya kembar fraternal yaitu karena pada masa pembuahan terdapat dua buah sel telur matang yang masing- masing di buahi oleh sperma yang berbeda.

Karena berasal dari dua telur dan sperma yang berbeda maka masing- masing mempunyai kantung ketuban dan plasenta sendiri. Jadi kembar fraternal, adalah terjadinya 2 proses pembuahan dalam satu kehamilan.

Kira-kira 2/3 bagian dari bayi kembar adalah kembar fraternal. Biasanya dokter akan dapat menyatakan kembar identik atau fraternal setelah proses kelahiran dengan menilai dari plasentanya.

Sumber: http://www.huteri.com/1303/bagaimana-anak-kembar-bisa-terjadi

Diakses pada tanggal 5 Desember 2011 pukul 10.31 WIB